IMDb: 7,6/10 | Rating Saya: 8/10

Rated: R | Genre: Action, Crime, Drama

Directed by Joel Schumacher

Written by Ebbe Roe Smith

Produced by Timothy Harris, Arnold Kopelson, Herschel Weingrod

Starring Michael Douglas, Robert Duvall, Barbara Hershey, Rachel Ticotin, Frederic Forrest, Tuesday Weld

Cinematography Andrzej Bartkowiak

Edited by Paul Hirsch

Music by James Newton Howard

Production companies Le Studio Canal+, Regency Enterprises, Alcor Films        

Distributed by Warner Bros.

Release date   26 February1993 (United States), 4 June 1993 (United Kingdom)  

Running time 113 minutes | Country United States

Language English | Budget $25 million


Jujur saja, saya tidak pernah mendengar apalagi menonton film berjudul Falling Down. Saya hanya pernah melihat meme film Falling Down di situs-situs seperti 9gag dan tanpa pikir panjang saya langsung menonton film tersebut karena ada begitu banyak film bagus yang saya tonton setelah melihat potongan foto maupun video film bagus yang dijadikan postingan meme di 9gag. Simak ulasannya berikut ini.

 

STORYLINE

Falling Down adalah film keluaran tahun 1993 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang seorang pria bernama William Foster. Suatu hari, William Foster (diperankan Michael Douglas) terjebak pada sebuah kemacetan parah yang bisa bikin siapa saja emosian. Selain macet, udara hari itu pun panas banget. AC mobil William pun mati, ditambah, ada seekor lalat yang terus-terusan menggangu William. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan mobilnya begitu saja saking kesalnya.

Sekilas, adegan tersebut sangat mirip dengan adegan Dave Grohl dalam video klip Foo Fighters – Walk yang sudah saya tonton berkali-kali di YouTube. Dan benar saja, Foo Fighters memang terinspirasi dari film ini. Oke lanjut.

Setelah berjalan cukup jauh, William mampir di salah satu toserba milik Mr. Lee (diperankan Michael Paul Chan). Semula William cuma mau menukarkan uangnya supaya ia bisa menelpon dari telepon umum, tapi Mr. Lee menolak hal tersebut. Ia harus beli sesuatu. Tadinya William mau beli sekaleng soft drink supaya bisa punya uang receh, tapi ia membatalkan pembelian tersebut karena soft drinknya ia nilai terlalu mahal.

William mengatakan bahwa Mr. Lee mengambil untung terlalu banyak dari warga Amerika Serikat dengan menjual soft drink yang terlalu mahal, padahal negaranya telah memberikan banyak uang pada Korea Selatan selama puluhan tahun. Mr. Lee pun tidak mau kalah, ia mengambil tongkat baseball supaya William mau pergi, namun William berhasil merebut tongkat baseball tersebut dan menggunakannya untuk mengobrak-ngabrik toserba milik Mr. Lee. Namun William berkata bahwa ia bukan pencuri sehingga ia tetap membayar soft drink yang sudah ia beli dan meninggalkan Mr. Lee begitu saja sambil membawa tongkat baseballnya.

William ketika sedang istirahat

William pun melanjutkan perjalannnya dengan berjalan kaki dan memutuskan untuk istirahat pada sebuah bukit. Saat sedang istirahat, ia malah dipalakin dua anggota geng dengan pisau. William malah balik menyerang mereka dengan tongkat baseball dan kedua anggota geng tersebut kabur karena takut dengan William. William pun mengambil pisau yang digunakan oleh mereka untuk malakin William.

Film ini memang setingnya tahun 90an, saat itu memang gangster Kota Los Angeles, tempat film ini berseting memang lagi ganas-ganasnya. Hal tersebut telah direpresentasikan dengan sempurna oleh gim Grand Theft Auto: San Andreas.

Dua anggota gangster tersebut masih punya dendam pada William. Mereka ngajakin teman-teman gangsternya yang lain untuk balas dendam pada William, lengkap dengan senjata api segala. Namun alih-alih berhasil balas dendam, tembakan mereka meleset mengenai orang lain dan mereka pun mengalami kecelakaan lalu lintas. Sumpah, saat adegan ini saya tonton, saya tertawa terbahak-bahak. Sudah meleset, eh mereka malah mengalami kecelakaan lalu lintas! William langsung menghampiri mereka, menembak salah satu anggota gangster yang masih hidup, dan mengambil seluruh senjata api milik mereka. Badass banget emang William ini!

William di restoran fast food

William pun kemudian mampir di salah satu restoran fast food. Ia bermaskud memesan menu sarapan, tapi karena waktu sudah menunjukkan lebih dari pukul 11.30, restoran cepat saji tersebut tidak bisa menjual menu sarapan pada William meskipun stok makanannya masih ada. William berdebat dengan staf restoran fast food tersebut seperti saat ia berdebat dengan Mr. Lee. Bedanya, kali ini ia menodongkan senjata api. Ia pun sempat tidak sengaja menembakkan beberapa butir peluru ke langit-langit restoran.

Akhirnya restoran fast food tersebut memberikan burger pada William supaya ia gak marah-marah lagi. Tapi ia kecewa karena burger yang ia terima beda jauh dengan burger yang disajikan restoran tersebut pada iklannya. Sama persis dengan Dave Grohl yang kecewa dengan burgernya pada video klip Foo Figters – Walk! Ya, memang video klip Foo Figters itu terinspirasi dari film ini sih.

Dari awal film saya bertanya-tanya. “Ini William mau kemana sih jalan kaki segala?

Jawabannya hanya satu. Ia mau pergi ke rumah mantan istrinya, Beth (diperankan Barbara Hershey) untuk menghadiri acara ulang tahun putrinya, Adele (diperankan Joey Singer). Tapi mantan istrinya menolak kedatangan William karena ia tidak diizinkan oleh pengadilan untuk datang ke rumahnya. Dari situ saya jadi mengerti kenapa William ini kerjaannya marah-marah melulu. Mau ngeliat putrinya aja susah banget. Ada aja kendalanya dari macet sampai dipalakin gangster.

Setelah menelpon mantan istrinya dari telpon umum, ada orang yang protes bahwa William terlalu lama pakai telpon umum tersebut. William kembali naik pitam dan menembaki telpon umum tersebut sampai hancur. Emang sakit jiwa sih William ini! Harus ke psikolog sumpah!

Prendergast

Semua orang yang nonton ini fokus pada karakter William, tapi jangan lupakan karakter bernama Prendergast! Prendergast (diperankan Robert Duvall) adalah polisi yang menhadiri hari terakhirnya sebagai seorang polisi karena ingin pensiun dini. Sialnya, di hari terakhirnya sebagai polisi, ia malah gak bisa bersantai karena ia ingin menyelesaikan kasus William Foster. Prendergast ini adalah salah satu polisi terbaik yang pernah saya tonton dalam film Hollywood, soalnya ia orangnya berdedikasi banget dan tidak korup sama sekali.

Pasalnya, seluruh polisi di kesatuan Prendergast menanggapi laporan Mr. Lee yang diserang oleh William dengan cuek karena tidak ada barang yang dicuri sama sekali sehingga laporan Mr. Lee tidak diproses sama sekali. Namun tidak dengan Prendergast. Intuisinya mengatakan bahwa orang yang menyerang Mr. Lee adalah orang yang sangat berbahaya sehingga ia memperhatikan laporan-laporan lain yang dilaporkan warga Los Angeles saat itu dan ia sadar bahwa seluruh laporan tersebut dilakukan oleh satu orang yang sama.

Potret kemiskinan dalam film Falling Down

William juga semat melihat bagimana kesenjangan sosial yang dialami masyarakat Los Angeles sepanjang perjalanannya. Ada begitu banyak masyarakat Los Angeles mengemis meminta pekerjaan, sampai-sampai minta uang secara terang-terangan padanya supaya bisa makan. Ada banyak pengangguran di Los Angeles, makanya gak usah heran gangster tumbuh subur di Los Angeles. Hal ini yang bikin William cepat naik pitam karena kondisi sosio ekonomi Los Angeles emang kacau banget.

Demonstrasi di depan bank

William bahkan sempat melihat seorang pria kulit hitam yang melakukan demonstrasi seorang diri di depan sebuah bank karena ia ditolak untuk mengajukan sebuah pinjaman padahal ia sudah jadi nasabah bank tersebut selama bertahun-tahun. Akhirnya pria tersebut ditangkap polisi dan pria tersebut sempat bertukar pandang dengan William dan berkata, “Jangan lupakan saya” sambil berteriak dari mobil polisi layaknya Joker pada film The Dark Knight (2008) dan Joker (2019). Bikin merinding!

Kesulitan hidup yang dialami William pun tidak berhenti disitu. Sepatunya sudah bolong sehingga ia harus mampir di sebuah toko untuk beli sepatu. Disana ia bertemu dengan pemilik toko yang bernama Nick (diperankan Frederic Forrest) yang berusaha berteman dengan William karena William ia anggap sebagai pahlawan.

Kok bisa? Ya Nick ini ngepoin berita di radio dan sadar bahwa William telah membunuh gangster kulit hitam di awal cerita. Nick pun merupakan penggemar Adolf Hitler dan Nazi, makanya ia senang ketika William telah membunuh gangster kulit hitam karena Nick sangat membenci warga kulit hitam, persis Adolf Hitler. Tapi akhirnya William membunuh Nick karena William menganggap dirinya bukan seorang fasis seperti Nick.

William melanjutkan perjalanannya tapi ia kecewa karena jalan yang harusnya ia lewati malah menjalani perbaikan jalan. William menuding bahwa sebenarnya tidak ada kerusakan sama sekali. Mereka melakukan perbaikan jalan supaya dapat cuan saja. Saking kesalnya, William pun menembakkan roket dari bazooka yang ia dapatkan dari Nick sehingga proyek perbaikan jalan tersebut hancur. Gila!

William juga sempat memotong jalan dengan memasuki sebuah lapangan golf. Tapi ia dimarahi dua bapak-bapak yang tidakt erima William memotong jalan karena lapangan golf tersebut hanya boleh imasuki oleh anggota klub golf tersebut sampai-sampai bapak-bapak tersebut mengarahkan bola golfnya ke arah William.

William tentu saja tidak terima dan menembakkan senjata apinya pada mobil caddy yang mereka tumpangi sehingga mobil caddy tersebut tenggelam di dasar kolam. Bapak-bapak tersebut pun akhirnya mengalami serangan jantung mendadak. Sumpah, adegan ini persis seperti adegan Dave Grohl di lapangan golf pada video klip Foo Fighters – Walk!

William juga sempat potong jalan ke dalam mansion mewah milik seorang dokter spesialis bedah plastik dan ia sempat bergumam, “Tahu gitu gua jadi dokter spesialis bedah plastik aja! Susah-susah berjuang untuk negara sendiri eh yang kaya raya malah dokter spesialis bedah plastik!

Film ini pun ditutup dengan kaburnya Beth bersama Adele dari kejaran William setelah ia tiba di rumah Beth. Untungnya, Prendergast sudah tiba terlebih dahulu disana sehingga Beth dan Adele bisa kabur. Mereka sempat adu mulut. Rupanya, William yang sempat bekerja di pabrik misil Amerika dan alih-alih jadi kaya raya menikmati kerja kerasnya, ia malah mendapati bahwa yang jadi kaya raya atas hasil kerja kerasnya malah seorang dokter spesialis bedah plastik. Ia sudah susah-susah melindungi Amerika selama bertahun-tahun tapi dikhianati oleh negaranya sendiri, yang ia rasakan mulai dari perceraiannya hingga mengalami berbagai macam kesialan dari awal film ini dimulai.

Sejak awal, Prendergast tahu bahwa William akan membunuh mantan istri dan putrinya sebelum bunuh diri. William tidak mau menyaksikan putrinya tumbuh dewasa dari balik jeruji besi makanya ia berpura-pura mengambil pistol air dari dalam saku jaketnya seolah-olah ia akan menembaki Prenergast sehingga Prendergast pun tidak punya pilihan lain selain menembak William sampai ia mati daripada William menembaknya mati.

 

KESIMPULAN

Ini film underrated banget! Definisi sesungguhnya "Orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti" jauh sebelum era film Joker (2019). Kalau mau dianalisa lebih lanjut, William Foster bukanlah William Foster seorang. Ia adalah representasi baby boomer kelahiran 1950 – 1960an yang kaget dengan perubahan yang ia alami pada tahun 90an.

Alih-alih bisa menikmati hidup dari hasil kerja kerasnya, ia melihat Amerika yang selama ini ia banggakan karena telah memenangkan Perang Dunia II telah berubah jadi negara kacau dengan banyak pengangguran dan gangster dimana-mana seolah-olah mereka kalah pada Perang Dingin dengan Uni Soviet.

William Foster lengkap dengan kacamata, kemeja putih, dasi dan sepatu ala orang kantoran adalah representasi baby boomer banget yang kaget dengan segala macam perubahan sosial yang ia saksikan pada tahun 90an. Saat itu Amerika Serikat benar-benar “jatuh” sesuai dengan judul film ini, “Falling Down” dari kacamata seorang William Foster.

Akting Michael Douglas di film ini pun juara banget! Jauh dibandingkan aktingnya pada film Basic Instinct (1992) setahun sebelum film ini dirilis. Tapi ya, film ini tidak begitu cocok ditonton saat pandemi dan resesi ekonomi seperti saat ini karena bisa bikin frustasi karena film ini sangat relate dengan keadaan dunia global saat ini. Saya saja sampai frustasi ketika nonton film ini.