Anak 90an seperti saya pasti tidak
asing dengan film legendaris Pretty Woman (1990) yang dibintangi Julia Roberts
dan Richard Gere. Nah, di tahun 2024 ini, ada satu film yang punya premis yang
kurang lebih sama. Judulnya Anora. Anyway, saya direkomendasikan menonton film
ini oleh salah satu teman saya dan rekomendasinya tidak salah sama sekali.
Baca tulisan saya: Memaknai
Lagu Kupu-Kupu Malam Karya Titiek Puspa
Jadi film ini bercerita tentang Ani “Anora”
Mikheeva (Mikey Madison), seorang wanita dari Brooklyn yang bekerja di klub
striptis. Suatu ketika, Ani bertemu dengan Ivan “Vanya” Zakharov (Mark
Eydelshteyn), bocah kaya raya yang menyukainya. Singkat cerita, Vanya beberapa
kali meminta Ani untuk jadi teman kencannya, dan ia bersedia membayar mahal
agar Ani berkencan dengannya, dari sekadar berkencan satu malam di kamarnya,
menghadiri pesta tahun baru, hingga ke Las Vegas. Mirip dengan yang terjadi di
film Pretty Woman (1990).
Ani dan Vannya menikah di Las Vegas
Saat lagi liburan di Las Vegas, Vanya
mengajak Ani untuk menikah. You know, seperti film-film drama pada umumnya, di
mana sepasang muda-mudi dimabuk cinta secara spontan memutuskan untuk menikah
karena di Las Vegas karena bisa langsung menikah saat itu juga, di mana
marriage license bisa langsung didapatkan dalam hitungan menit. Gak ribet kayak
di gereja pada umumnya gitulah. At least, dari film dan series Amerika yang
selama ini saya tonton dan lihat ya, karena saya sendiri belum pernah
menginjakkan kaki di Amerika Serikat sama sekali.
Tiba-tiba saja, film ini berubah jadi
semacam FTV karena orang tua Vannya yang tahu bahwa anaknya telah menikah,
tidak setuju. Dan seperti pada film Amerika pada umumnya, orang tua Vannya yang
merupakan Mafia Rusia menyuruh anak buahnya untuk membereskan masalah tersebut
sebelum mereka tiba ke Amerika. Stereotipe Rusia pada umumnya ditampilkan di
film ini di mana orang Rusia gak bisa bercanda, cenderung kasar, dan gak ada
takutnya pada orang lain, termasuk polisi.
Tapi di antara anak buah orang tua
Vannya, terdapat salah satu pria bernama Igor (Yura Borisov) yang rela
dibentak-bentak dan dipukulin Ani karena ia punya prinsip untuk tidak menyakiti
wanita sama sekali. Ia bahkan berhati-hati ketika menyentuh Ani meski sudah
disuruh bosnya untuk menjaga Ani supaya tidak kabur. Ah ya, dalam film ini,
Vannya benar-benar kabur entah ke mana setelah didatangi anak buah orang tuanya.
Film ini benar-benar membuka mata
saya bahwa tidak semua orang punya privilege yang sama. Ada yang benar-benar
kesusahan cari uang sehingga terpaksa bekerja di dunia malam seperti Ani, tapi
ada yang hiudpnya benar-benar berkelimpahan harta seperti yang dilakukan Vannya.
Meski dalam hal ini, Vannya adalah orang yang tidak memanfaatkan privilegenya
dengan baik dan benar. Alih-alih kuliah di universitas manapun yang ia inginkan
atau bikin bisnis, ia malah mabuk-mabukan gak jelas dan main cewek dengan
menggunakan uangnya.
Namun saya sendiri tidak fokus pada
hal itu, karena saya pikir pada awalnya film ini punya premis yang sama dengan
Pretty Woman (1990) di mana Ani dan Vannya akan punya ending yang indah dengan
sedikit penolakan dari keluarga Vannya. Namun film ini punya side story yang
sangat indah, yakni tentang Igor yang saya yakin sedari awal, sudah punya rasa
pada Ani meski baru pertama kali bertemu di rumah Vannya.
Saya sendiri tidak menyangka film ini
akan sebagus ini. Dalam artian, saya menyangka ini film drama pada umumnya
dengan sedikit bumbu sterotipe Rusia. Namun film ini ternyata bukanlah film
kaleng-kaleng karena film ini berhasil memperoleh 6 nominasi Oscar untuk
kategori Best Motion Picture of the Year, Best Achievement in Directing, Best
Performance by an Actress in a Leading Role (Mikey Madison), Best Performance
by an Actor in a Supporting, Best Original Screenplay Role (Yura Borisov), dan
Best Achievement in Film Editing. Sebagai orang yang sudah menonton film ini
tentu saja saya berharap film ini mampu memenangkan kategori tersebut.
Anyway, Mikey Madison di sini
sangatlah cantik bagi saya. Mirip dengan aktris Korea Selatan yang pernah saya
tonton, namun saya sendiri tidak tahu siapa aktris Korea Selatan yang saya
maksud tersebut. Atau mungkin aktris Indonesia? Saya sendiri tidak bisa
menyebutkannya karena tidak tahu. Tapi
somehow ada unsur Asia dalam wajahnya.
Terakhir, saya ingin mengucapkan, “Brengsek
emang Vannya ini!”
Terlahir dengan privilege, bukannya
memanfaatkan privilege tersebut untuk kebaikan, seperti kuliah atau bikin
bisnis, malah dipakai untuk ugal-ugalan gak jelas. Minimal, lo bisa main game
seharian aja apa susahnya sih? Ngoleksi action figure, ngoleksi motor atua
mobil sports, kenapa malah mabuk-mabukan, narkoba, dan main cewek gak jelas?
0 Comments